tugas jaringan internet ip address

TUGAS JARINGAN INTERNET
“IP ADDRESS”






OLEH :
ZULFAHMI LUTFI

1229542070

PTIK 06


PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh, 
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas hidayah dan karunia-Nya,penyusunan “makalah IP ADDRESS” ini dapat di rampungkan.  Mudah-mudahan makalah ini dapat memberi sumbangsih yang besar kepada pembaca dalam memperdalam pelajaran komunikasi data khususnya dalam materi lapisan jaringan.

            Saya  mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kesempurnaan makalah ini terutama kepada Dosen pembimbing mata kuliah jaringan internet yang telah telah memberikan bayak ilmu pengetahuan baru dan juga telah membimbing kami.

Saya  harap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri saya pribadi dan para pembaca. isi menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saya mengharapkan kritik yang membangun dan saran dari para pembaca agar laporan ini jadi lebih baik lagi.

Makassar,     Maret 2014

                                                                                                                              Penulis










BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi menjadi wujud timbulnya berbagai bentuk pemakaian jaringan internet yang bertujuan untuk mempermudah hubungan atau pemindahan suatu data dari komputer yang satu dengan komputer yang lain walau dengan jarak yang jauh sekalipun. Penggunaan sistem jaringan internet pada perusahaan merupakan suatu hal yang penting, salah satunya adalah untuk mempercepat distribusi informasi. Seiring timbulnya berbagai bentuk tempat-tempat Game Station yang On-line ke internet langsung yang mana semua kebutuhan akan jaringan internet semakin meningkat.
Maka mulailah disadari bahwa internet tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat, hampir semua atau dapat dikatakan semua user internet saat ini menggunakan internet protokol versi 4 (IPv4), dimana saat ini umur IPv4 sudah mendekati dua puluh tahun. IPv4 telah terbukti tangguh selama ini, namun terdapat masalah terhadap IPv4 ini terutama pada pengalokasian IP tersebut. Sehubungan dengan semakin berkurangnya alamat IPv4 yang tersedia, maka dibutuhkan mekanisme baru untuk ditambahkan ke internet. dimana pada saat itu juga orang-orang mulai menyadari cepat atau lambat alamat IPv4 yang sebesar 32 bit akan semakin terbatas dan sulit didapatkan pada masa-masa mendatang. Alasan utama untuk mulai beralih ke IPv6 adalah terbatasnya ruang pengalamatan, IPv6 memperbaiki sejumlah masalah dalam IPv4, seperti keterbatasan alokasi alamat IP yang tersedia dalam IPv4, IPv6 juga menambahkan sejumlah perkembangan dari IPv4 seperti masalah routing dan autokonfigurasi jaringan. IPv6 diharapkan secara bertahap menggantikan IPv4, dengan adanya dua jenis IP (IPv4 dan IPv6) beberapa tahun selama periode transisi. pada masa sekarang ini bukan hanya komputer saja yang terhubung dengan internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon selular, PDA, dan sebagainya juga terhubung ke internet.














BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Konsep dasar ip address
Walaupun bagi para pengguna Internet umumnya kita hanya perlu mengenal hostname dari mesin yang dituju bukan ip address, seperti:syamsy.com,server.indo.net.id, rad.net.id, ui.ac.id, itb.ac.id. Bagi komputer untuk bekerja langsung menggunakan informasi tersebut akan relatif lebih sulit karena tidak ada keteraturan yang dapat di programkan dengan mudah. Untuk mengatasi hal tersebut, komputer mengidentifikasi alamat setiap komputer menggunakan sekumpulan angka sebanyak 32 bit yang dikenal sebagai IP address.
Adanya IP Address merupakan konsekuensi dari penerapan Internet Protocol untuk mengintegrasikan jaringan komputer Internet di dunia. Seluruh host (komputer) yang terhubung ke Internet dan ingin berkomunikasi memakai TCP/IP harus memiliki IP Address sebagai alat pengenal host pada network. Secara logika, Internet merupakan suatu network besar yang terdiri dari berbagai sub network yang terintegrasi. Oleh karena itu, suatu IP Address harus bersifat unik untuk seluruh dunia. Tidak boleh ada satu IP Address yang sama dipakai oleh dua host yang berbeda. 

Dalam mempermudah distribusinya IP address dibagi kedalam beberapa kelas, seperti berikut ini:
Kelas A
Ciri-ciri dari IP kelas A adalah sebagai berikut:
Format                                     : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama                             : 0
Panjang network ID                : 8 bit
Panjang host ID                      : 24 bit
Byte pertama                           : 0 – 127
Jumlah                                     : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP                                 : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP                                : 16.777.214 IP address

Kelas B
Format                                     : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
Bit pertama                             : 10
Panjang network ID                : 16 bit
Panjang host ID                      : 16 bit
Byte pertama                           : 128 – 191
Jumlah                                     : 16.384 kelas B
Range IP                                             : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP                                : 65.532 IP address

Kelas C
Format                                     : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Bit pertama                             : 110
Panjang network ID                : 24 bit
Panjang host ID                      : 8 bit
Byte pertama                           : 192 – 223

Jumlah                                     : 2.097.152 kelas C
Range IP                                             : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP                                : 254 IP address

Kelas D
Format                                     : 1110mmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm.mmmmmmmm
Bit pertama                             : 1110
Bit multicast                            : 28 bit
Byte inisial                             : 224 – 247
Kelas D merupakan ruang alamat multicast

Kelas E
Format: 1111rrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr.rrrrrrrr
Bit pertama                : 1111
Bit multicast              : 28 bit
Byte inisial                 : 248 – 255
Kelas E dicadangkan untuk keperluan experiment.


     B.     IPV4

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi 4 adalah 192.168.0.3.

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
  • Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
  • Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.


Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
  • Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamatunicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
  • Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
  • Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

IPv4 terbagi dalam beberapa kelas, yaitu :
  • kelas A = 1-127
  • kelas B = 128-191  
  • kelas C = 192-223
  • kelas D = 224-239
  • kelas E = 240-255


Yang umum digunakan adalah kelas A, B, dan C. untuk kelas D dan E disediakan untuk multicast dan percobaan atau penelitian. ada beberapa IP address yang diberi sifat khusus yaitu 127.0.0.1 yang berfungsi sebagai loop back ke perangkat itu sendiri. Ada juga yang disebut dengan IP address private, yang ada pada tiap kelas, yaitu :
  • kelas A = 10.0.0.0 – 10.255.255.255.255/8
  • kelas B = 172.16.0.0 – 172.31.255.255/16
  • kelas C = 192.168.0.0 – 192.168.255.255/24


Angka yang berada dibelakang ‘/’ itu menentukan banyaknya bit yang digunakan sebagai bit network yang akan menentukan alamat subnetmask. jika kita sudah bicara tentang subnetmask, akan lebih mudah mencarinya dalam bentuk biner dibandingkan dalam bentuk desimal.

Sebenarnya, IP address itu terdiri dari 32 bit yang dibagi menjadi 4 oktet yang dipisahkan dengan titik. dibawah ini adalah representasi dari tiap kelas dalam bentuk biner
  • kelas A = 0xxxxxxx.zzzzzzzz.zzzzzzzz.zzzzzzzz
  • kelas B = 10xxxxxx.xxxxxxxx.zzzzzzzz.zzzzzzzz
  • kelas C = 110xxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.zzzzzzzz

x melambangkan bit network dan z melambangkan bit host. beberapa hal yang bisa dicari dengan menggunakan bit network dan bit host mencari subnetmask.

Dengan mengetahui berapa banyak bit network yang ada, kita bisa mengetahui subnetmask dari IP address tersebut. cara mendapatkan subnetmask adalah dengan memberikan nilai 1 kepada bit network dan memberikan nilai 0 pada bit host. misalkan bit network diketahui sebanyak 16 bit, maka subnetmasknya adalah 11111111.11111111.00000000.00000000 = 255.255.0.0 ( diubah kedalam bentuk desimal )

Mencari network address
Hampir sama dengan mencari subnetmask, disini kita membiarkan bit network seperti apa adanya dan semua bit host diberikan nilai 0. misalkan kita punya IP address 192.168.142.60/27. kita ingin mengetahui IP tersebut ada di jaringan yang mana. Caranya adalah sebagai berikut ubah IP menjadi bentuk biner 192.168.142.00111100
kita tau bahwa tiap oktet itu terdiri dari 8 bit, jadi untuk 3 oktet pertama tidak perlu diubah menjadi bentuk binernya karena hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga anda :p. keseluruhan IP address itu terdiri dari 32 bit yang terbentuk dari bit host dan bit network. pada alamat diatas telah diberitahukan bahwa bit network ada sebanyak 27 bit (dilihat dari /27), maka bit host nya adalah 32-27 = 5. jadi 5 bit terakhir akan kita ubah menjadi 0 seperti berikut
192.168.142.00100000 = 192.168.142.32 (ini adalah network address yang dicari)
ternyata 192.168.142.60/27 berada pada jaringan 192.168.142.32



Mencari broadcast addres
Untuk mencari broadcast address, kita melakukan hal terbalik pada saat mencari network address. pada pencarian network address, semua bit host nya dibuat menjadi 0, maka pada pencarian broadcast address ini semua bit host nya dibuat menjadi 1. kita pakai contoh pada pencarian network address diatas
192.168.142.00111111 = 192.168.142.63 (ini adalah broadcast address yang dicari)

Penghitungan IPV 4
Rumus perhitungan
32 – prefix = n
2(n) = N – 1
Contoh soal
100.16.255.124/26
32 – 26 = 6
2(6) = 64 – 1 = 63
N = 100.16.255.128
B = 100.16.255.187
Net = 255.255.255.192

     C.    IPV6

·         Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IPv6   yang   memiliki   kapasitas   alamat   (address)   raksasa   (128   bit),   mendukung penyusunan   alamat   secara   terstruktur,   yang   memungkinkan   Internet   terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat  anycast  yang dapat digunakan untuk pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara  real-time,  pemilihan  provider,  mobilitas  host,  end-to-end  security,  maupun konfigurasi otomatis.
·         Keunggulan IPv6
Otomatisasi     berbagai     setting     /     Stateless-less     auto-configuration (plug&play).  Alamat   pada   IPv4   pada   dasarnya   statis   terhadap  host.   Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas bisa dilakukan secara   otomatis   dengan   menggunakan   DHCP   (Dynamic   Host   Configuration Protocol),   tetapi   hal   tersebut   pada   IPv4   merupakan   fungsi   tambahan   saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis disediakan secara  standar dan merupakan  default-nya. Pada setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan  pada   host   dengan   menyediakan   server   untuk   pengelolaan   keadaan   IP  address,  dimana cara ini hampir   mirip   dengan   cara   DHCP   pada   IPv4.   Pada   saat  melakukan  setting  secara otomatis,  informasi  yang  dibutuhkan  antara  router,server  dan  host  adalah  ICMP (Internet Control Message Protocol) yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk   pula   IGMP   (Internet   Group management  Protocol)  yang  dipakai  pada multicast pada IPv4.

2. Setting Otomatis Stateless
Pada   cara   ini   tidak   perlu   menyediakan  server  untuk   pengelolaan   dan pembagian   IP  address,   hanya   men-setting  router   saja   dimana   host   yang   telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut memperoleh prefix  dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host menambah  pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host ini, digunakan antara lain address MAC dari  network interface. Pada setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar address MAC)  terhadap  satu  jaringan,  memiliki  kelemahan  yaitu  efisiensi  penggunaan alamat yang buruk.

·         Address IPv6
1. Unicast (One-to-one)
Digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host.
Pada alamat unicast ini terdiri dari :
a.   Global, alamat yang digunakan misalnya untuk alamat  provider  atau alamat geografis.
b.   Link Local Address adalah alamat yang dipakai di dalam satu link saja. Yang dimaksud link di sini adalah jaringan lokal yang saling tersambung pada satu  level.  Alamat   ini   dibuat   secara   otomatis   oleh   host   yang   belum  mendapat alamat global, terdiri dari 10+n bit prefix yang dimulai dengan “FE80″ dan field sepanjang 118-n bit yang menunjukkan nomor host. Link Local Address  digunakan pada pemberian alamat IP secara otomatis.
 c.   Site-local, alamat yang setara dengan private address, yang dipakai terbatas di dalam site saja. Alamat ini dapat diberikan bebas, asal unik di dalam site tersebut, namun tidak bisa mengirimkan paket dengan tujuan alamat ini di luar dari site tersebut.
4.   Kompatibel.



2. Multicast (One-to-many)
Yang digunakan untuk komunikasi satu lawan banyak dengan menunjuk host  dari  group.  Multicast address  ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan   pada   IPv6   ruang   yang   8   bit   pertamanya   di   mulai   dengan   “FF” disediakan untuk multicast address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk menentukan  range  berlakunya.   Kemudian  blockcast   address  pada   IPv4   yang alamat bagian hostnya didefinisikan sebagai “1″, pada IPv6 sudah termasuk di dalam multicast address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address 10 dipilih berdasarkan range tujuan.


3. Anycast
Yang menunjuk host dari group, tetapi paket yang dikirim hanya pada satu host  saja. Pada  alamat jenis ini,  sebuah  alamat diberikan  pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika ada paket yang dikirim ke alamat ini, maka  router  akan   mengirim   paket   tersebut   ke   host   terdekat   yang   memiliki Anycast address sama. Dengan kata lain, pemilik paket menyerahkan pada router tujuan yang paling “cocok” bagi pengiriman paket tersebut. Pemakaian Anycast  ini misalnya  terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast alamat Address sama pada server-server tersebut, jika ada paket yang dikirim oleh client ke alamat ini, maka router   akan   memilih   server   yang   terdekat   dan  mengirimkan   paket   tersebut   ke server tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara  merata. Bagi  anycast  ini  tidak  disediakan  ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan   sebuah   alamat   yang   sama,   maka   alamat   tersebut   dianggap   sebagai Anycast Address.
·         Penulisan Alamat pada IPv6
Model   x:x:x:x:x:x:x:x   dimana   ‘x‘  berupa   nilai   hexadesimal   dari   16   bit porsi alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC : BA98 : 7654 : 3210 : FEDC : BA98 : 7654 : 3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu
‘x‘, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC : 0 : 0 : 0 : 0 : 0 : 7654 : 3210
dapat direpresentasikan sebagai
FEDC :: 7654 : 3210
Dan    0:0:0:0:0:0:0:1     dapat direpresentasikan sebagai        ::1
Model   x:x:x:x:x:x:d.d.d.d   dimana   ‘d.d.d.d’   adalah   alamat   IPv4   semacam
167.205.25.6 yang digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah :
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6 pada   saatnya   nanti   format   tersebut   akan   digantikan   menjadi   semacam ::ba67:080:18. Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bitmask untuk keperluan subnetting  yang   direpresentasikan   sama   seperti   representasi  prefix-length  pada teknik CIDR yang digunakan pada IPv4, misalnya :
  3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60 
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.  Jika pada IPv4 mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu format bit awal alamat. Misalnya :
  3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60  maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
F. Kelas IPv6
Ada beberapa kelas IPv6 yang penting yaitu :
1.   Aggregatable Global Unicast Addresses : termasuk di dalamnya adalah alamat
IPv6 dengan bit awal 001.
2.   Link-Local   Unicast  Addresses  :   termasuk  di   dalamnya   adalah   alamat   IPv6
dengan bit awal 1111 1110 10. 
3.   Site-Local   Unicast   Addresses  :   termasuk   di   dalamnya   adalah   alamat   IPv6
dengan bit awal 1111 1110 11. 
4.   Multicast Addresses  : termasuk di dalamnya adalah alamat IPv6 dengan bit
awal 1111 1111.
Pada protokol IPv4 dikenal alamat-alamat khusus semacam 127.0.0.1 yang
mengacu   ke   localhost,   alamat   ini   direpresentasikan   sebagai  0:0:0:0:0:0:0:1
atau  ::1  dalam protokol IPv6. Selain itu pada IPv6 dikenal alamat khusus lain
yaitu 0:0:0:0:0:0:0:0 yang dikenal sebagai unspecified address yang tidak boleh
diberikan sebagai pengenal pada suatu interface. Secara garis besar format unicast
address adalah sebagai berikut :


Interface ID digunakan sebagai pengenal unik masing-masing host dalam satu   subnet.   Dalam   penggunaannya   umumnya   interface   ID   berjumlah   64   bits dengan format IEEE EUI-64. Jika  digunakan  media  ethernet  yang  memiliki  48 bit  MAC  address  maka  pembentukan interface ID dalam format IEEE EUI-64
adalah sebagai berikut :
Misalkan MAC address-nya adalah 00:40:F4:C0:97:57
1.   Tambahkan   2   byte   yaitu   0xFFFE   di   bagian   tengah   alamat   tersebut
sehingga menjadi 00:40:F4:FF:FE:C0:97:57
2.   Komplemenkan (ganti bit 1 ke 0 dan sebaliknya) bit kedua dari belakang pada byte awal alamat yang terbentuk, sehingga yang dikomplemenkan adalah ‘00’ (dalam hexadesimal) atau ‘00000000’ (dalam biner) menjadi ‘00000010’ atau ‘02’ dalam hexadesimal.
3.   Didapatkan     interface     ID     dalam     format     IEEE     EUI-64     adalah 0240:F4FF:FEC0:9757.
Di bawah ini adalah tabel perbandingan antara IPv4 dan IPv6 :



·         Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam   men-design  header  paket   ini,   diupayakan   agar  cost  atau   nilai  pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang lebih  real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada setiap paket. Sedangkan   pada   header   IPv4   ketika   paket   dipecah-pecah,   ada   field  untuk  menyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap paket disebut header dasar, sedangkan yang  kedua yaitu field yang tidak selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi,  dan header ini didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada setiap packet, sedangkan header tambahan  hanya   jika   diperlukan   diselipkan   antara   header   dasar   dengan   data.   Header  tambahan, saat ini didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga   didefinisikan   bagi   fungsi  security  dan   lain-lain.   Header   tambahan   ini, diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan berakhir pada data. Router  hanya   perlu   memproses   header   yang   terkecil   yang   diperlukan   saja, sehingga   waktu   pemrosesan   menjadi   lebih   cepat.   Hasil   dari   perbaikan   ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20 bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8 buah saja.

·         Perubahan dari IPv4 ke IPv6
Perubahan  dari  IPv4  ke  IPv6  pada  dasarnya  terjadi  karena  beberapa
hal  yang dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32 bit menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk  mendukung   peningkatan   hirarki   atau   kelompok   pengalamatan,   peningkatan  jumlah atau kapasitas alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node  dan mempermudah konfigurasi alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara
otomatis. Peningkatan skalabilitas juga dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan   cakupan   dan   jumlah   pada   alamat   multicast.   IPv6   ini   selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan pada node juga mengenalkan   jenis   atau   tipe   alamat   baru,   yaitu   alamat   anycast.   Tipe   alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa   kolom   pada   header   IPv4   telah   dihilangkan   atau   dapat   dibuat sebagai header pilihan. Hal ini digunakan untuk mengurangi biaya pemrosesan hal-hal yang umum pada penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Option dan Extension Header
Perubahan   yang   terjadi   pada   header-header   IP   yaitu   dengan   adanya pengkodean  header   Options  (pilihan)   pada   IP  dimasukkan   agar   lebih   efisien dalam   penerusan   paket   (packet   forwarding),   agar   tidak   terlalu   ketat   dalam pembatasan panjang header pilihan yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan header pilihan baru pada masa akan datang.
4. Kemampuan Pelabelan Aliran Paket
Kemampuan   atau   fitur   baru   ditambahkan   pada   IPv6   ini   adalah memungkinkan   pelabelan   paket   atau   pengklasifikasikan   paket   yang   meminta penanganan khusus, seperti kualitas mutu layanan tertentu (QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan Kemampuan Privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6. Perubahan terbesar pada IPv6 adalah perluasan IP address dari 32 bit pada IPv4 menjadi 128 bit.128 bit ini adalah ruang address yang kontinyu dengan menghilangkan konsep kelas. Selain itu juga dilakukan perubahan pada cara penulisan IP address. Jika pada IPv4 32 bit dibagi menjadi masing-masing 8 bit yang dipisah kan dengan “.” dan di tuliskan dengan   angka   desimal,   maka   pada   IPv6,   128   bit   tersebut   dipisahkan   menjadi masing-masing   16   bit   yang   tiap   bagian   dipisahkan   dengan   “:”dan   dituliskan dengan   hexadesimal.   Selain   itu   diperkenalkan   pula   struktur   bertingkat   agar pengelolaan routing menjadi mudah. Pada CIDR (Classless Interdomain Routing) table routing diperkecil dengan menggabungkan jadi satu informasi routing dari sebuah organisasi.
·         Transisi IPv6 
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin terselenggaranya  komunikasi  antara  pengguna  IPv4 dan  pengguna  IPv6, maka dibuat   suatu   metode   Hosts   –  dual   stack  serta  Networks   –   Tunneling  pada perangkat jaringan, misalnya router dan server .

Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.

     D.    SUBNETTING

·         Pengertian Subnetting                                                  
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
·         Alasan Melakukan Subnetting
1.      Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2.      Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.


·         Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2.      Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3.      Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4.      Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5.      Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6.      Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
7.      Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
·         Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
  Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
  Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
  Pengelolaan yang disederhanakan.
  Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
·         Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.      Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2.      Menentukan jumlah host per subnet.
3.      Menentukan subnet yang valid.
4.      Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5.      Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
·         Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan                         : 192.168.1.0
Host Pertama                             : 192.168.1.1
Host Terakhir                             : 192.168.1.254
Broadcast Address                    : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A      : 192.168.1.0
Host Pertama                             : 192.168.1.1
Host Terakhir                             : 192.168.1.126
Broadcast Address                    : 192.168.1.127

Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B       : 192.168.1.128
Host Pertama                             : 192.168.1.129
Host Terakhir                             : 192.168.1.254
Broadcast Address                    : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
·         Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Class
Oktet Pertama
Subnet Mask Default
Private Address
A
1 - 127
255.0.0.0
10.0.0.0 – 10.255.255.255
B
128 - 191
255.255.0.0
172.16.0.0 – 172.31.255.255
C
192 - 223
255.255.225.0
192.168.0.0 – 192.168.255.255

Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address
BIT SUBNET (Default)
SUBNETMASK (Default)
A
11111111 00000000 00000000 00000000
255.0.0.0
B
11111111 11111111 00000000 00000000
255.255.0.0
C
11111111 11111111 11111111 00000000
255.255.255.0

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
          Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
1.      Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
2.      Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET
DECIMAL
00000000
0
10000000
128
11000000
192
11100000
224
11110000
240
11111000
248
11111100
252
11111110
254
11111111
255


·           Penghitungan Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
ü  Jumlah Subnet.
ü  Jumlah Host per Subnet.
ü  Blok Subnet.
ü  Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati batas akhir   dari   kemampuannya,   dan   IPv6   yang     merupakan   protokol   baru   telah dirancang   untuk   dapat   menggantikan   fungsi   IPv4.   Motivasi   utama   untuk mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya 32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman, routing   yang   fleksibel   maupun   pengaturan   lalu   lintas   data.   Keunggulan   IPv6 dibandingkan   dengan   IPv4   diantaranya   yaitu   setting   otomatis  stateless  dan statefull.   Kemudian,   dasar   migrasi   perubahan     dari   Ipv4   ke   Ipv6   diantaranya kapasitas perluasan alamat, penyederhanaan format header, option dan extension header,   kemampuan   pelabelan   aliran   paket   serta   autentifikasi   dan   kemampuan privasi.   Untuk   mengatasi   kendala   perbedaan     antara     IPv4     dan     IPv6     serta menjamin   terselenggaranya   komunikasi   antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka dibuat suatu metode Hosts – dual stack  serta  Networks – Tunneling pada hardware jaringan, misalnya router dan serve
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.






















DAFTAR PUSTAKA


Ditulis Oleh : fahmi ~ DosoGames

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul tugas jaringan internet ip address yang ditulis oleh belajarbersama yang berisi tentang : Dan Maaf, Anda tidak diperbolehkan mengcopy paste artikel ini.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di belajarbersama

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top